Senin, 8 Sep 2025
Langganan
  • Ruwatan Nusantara
    Titik 2: Candi Angin & Puncak Songolikur Jepara

    Titik 2: Candi Angin & Puncak Songolikur Jepara

    Diliput oleh Tribun NewsTribun News
    wayang dbn pidie negeri mulia

    Gelaran Budaya PIDIE NEGERI MULIA. Dalang Ki Sujiwo Tejo. Lakon “Pohon Hayat, Malahayati”

    Diliput oleh Sujiwotejo Channel Sujiwotejo Channel
    Wayang IKN Semar

    Titik 6: IKN, Lakon Semar Mbangun Kayangan

    Diliput oleh Tribun News Tribun News
    titik 1 DBN goa selomangleng

    Titik 1: Goa Selomangleng Kediri

    Diliput oleh Radar KediriRadar Kediri
    Paox Iben Mudhaffar

    Orasi Kebudayaan : Harkat Martabat Manusia

    oleh Paox Iben Mudhaffar
    Titik 5: Pidie Aceh Lakon Pohon Hayat Malahayati

    Titik 5: Pidie Aceh Lakon Pohon Hayat Malahayati

    Diliput oleh BeritaBaru.coBeritaBaru.co
  • Kenduri Budaya
    Wayangan Semalam Suntuk. Dalang Ki Sujiwo Tejo. Lakon GONDOMAYU

    Wayangan Semalam Suntuk. Dalang Ki Sujiwo Tejo. Lakon GONDOMAYU

    Diliput oleh Sujiwotejo Channel Sujiwotejo Channel
    teguh haryono dbn pemilu damai

    Jelang Pencoblosan, Daulat Budaya Nusantara Doakan Pemilu Damai

    Diliput oleh Liputan6Liputan6
    Daulat Budaya Nusantara "Tara Miti Tomi Nuku" Wayang Versi Jawa - Alor Dalang Ki Sujiwo Tejo

    Daulat Budaya Nusantara “Tara Miti Tomi Nuku” Wayang Versi Jawa – Alor Dalang Ki Sujiwo Tejo

    Diliput oleh Sujiwotejo Channel Sujiwotejo Channel

    Kali Pertama dalam Sejarah, Gelaran Wayang di Ibu Kota Nusantara

    Diliput oleh Jurnal9.tvJurnal9.tv

    DBN Ride Borobudur To Berlin, Gus Muwafiq : Pas Dengan Slogan NU Merawat Jagat Membangun Peradaban

    oleh Djuang Dul Rahman

    Temui Gus Mus, Rombongan Daulat Budaya Nusantara Ikut Pengajian Santri Bajingan

    Diliput oleh JPNNJPNN
  • Borobudur to Berlin
  • Suar
    • Arsip Berita
    • Arsip Video
Daulat Budaya Nusantara
Logo Daulat Budaya Nusantara Bulat Warna Logo Daulat Budaya Nusantara Bulat Putih
  • 🔥
  • Tokoh
  • Kolaborasi
  • Arsip Berita
  • Borobudur to Berlin
  • Ruwatan
  • Suar
  • Inspirasi
  • Arsip Video
  • Festival
  • Heritage
  • Perform
  • Sastra
  • Adat
  • Tradisi
  • Tari
Daulat Budaya NusantaraDaulat Budaya Nusantara
Font ResizerAa
  • Inspirasi
  • Tokoh
  • Festival
  • Adat
  • Tradisi
  • Sejarah
  • Mitos
  • Musik
  • Sastra
  • Rupa
  • Tari
  • Teater
  • Perform
  • Arsip Berita
  • Arsip Video
  • Borobudur to Berlin
Pencarian
  • RUWATAN NUSANTARA
  • KENDURI BUDAYA
  • BOROBUDUR TO BERLIN
  • SUAR
    • Arsip Berita
    • Arsip Video
Sudah punya akun? Masuk
Kunjungi Kami
© Daulat Budaya Nusantara 2024. All Rights Reserved.
Daulat Budaya Nusantara > Suar > Dewi Kilisuci Dalam Ruwatan Nusantara
Suar

Dewi Kilisuci Dalam Ruwatan Nusantara

Rangkaian ritus ini memang dipimpin oleh seorang perempuan, dengan salah satu tujuannya sebagai representasi dari Dewi Kilisuci, Putri Mahkota Prabu Airlangga yang memimpin Kerajaan Kahuripan.

Djuang Dul Rahman
Djuang Dul Rahman 29 Agustus 2021 6 Menit Membaca
Vinajuli Sahabuddin duduk di tempat Dewi Kilisuci bertapa pada masa Kerajaan Kahuripan
Vinajuli Sahabuddin duduk di tempat Dewi Kilisuci bertapa pada masa Kerajaan Kahuripan
SHARE

Waktu menunjukkan pukul 14.15 ketika rombongan Daulat Budaya Nusantara tiba di Goa Selomangleng, Kediri Jawa Timur. Ini adalah persiapan ritus spiritual terakhir sebelum Ruwatan Nusantara pertama dari rencana 9 titik lokasi ruwatan di seluruh pelosok Indonesia yang dimulai dari situs sejarah peradaban nusantara, Goa Selomangleng. Bakdo Asar, Vinajuli Sahabuddin bergegas naik ke Goa Selomangleng dengan beberapa orang spiritualis Pondok Alam Adat Budaya Nusantara Mahapatih Narotama.

Rangkaian ritus ini memang dipimpin oleh seorang perempuan, dengan salah satu tujuannya sebagai representasi dari Dewi Kilisuci, Putri Mahkota Prabu Airlangga yang memimpin Kerajaan Kahuripan. Mereka berjalan tanpa alas kaki menuju Goa Selomangleng dengan beberapa “ubo rampe” yang dibawa serta, selain dupa, kembang setaman dan kembang tujuh rupa, ada tembakau lengkap bersama pinang sekapur sirihnya. Juga beberapa linting rokok siong, campuran tembakau ampeg komplet dengan cengkeh, akar klembak dan kemenyan.

Ubo Rampe Ruwatan ke Goa Selomangleng
ubo Rampe Ruwatan yang dibawa Serta

Gua ini diperkirakan dibuat pada abad 10-11 Masehi. Menurut cerita di Gua inilah petilasan (tempat tinggal yang dikeramatkan) Dewi Kilisuci. Sebenarnya Dewi adalah penerus Kerajaan Kahuripan, namun ia memilih menghabiskan sisa umurnya untuk bertapa. Tujuannya agar seluruh warga Kediri terhindar dari segala marabahaya. Sampai akhir hayatnya Dewi Kilisuci tetap menyendiri. Dari penelitian Tim Arkeologi Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur yang dilakukan selama ini, selain Goa Selomangleng, juga ditemukan jejak bangunan struktur candi dengan dua anak tangga di bagian depan Goa. BPCB Jatim menengarai bangunan di depan Goa ini semacam petirtaan (tempat pemandian suci) yang diperkirakan dari era Kerajaan Kediri atau Panjalu (asal muasal kota Kediri).

Tampak depan mulut Goa Selomangleng
Tampak depan mulut Goa Selomangleng

Di kawasan ini,  sudah dibangun museum, yang mulai dibuka pada 30 November 1991. Luasnya mencapai 6.670 meter persegi. Di Museum Airlangga ini, masyarakat dapat mempelajari 147 koleksi arkeologi dan etnografi peninggalan Kerajaan Kediri. Goa Selomangleng sudah menjadi ikon Kediri, dan dikelola oleh BPCB Jawa Timur untuk artefak artefak bersejarah, sedangkan untuk area sekitar Goa Selomangleng dikelola Dinas Pariwisata, lokasinya terletak di Jl Mastrip, Pojok, Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur, di kaki Gunung Klotok atau sekitar 3,5 kilometer dari pusat kota Kediri. Perjalanan ke Goa Selomangleng bisa ditempuh menggunakan sepeda motor, maupun kendaraan roda empat.

Peletakan dupa di bilik batu pahatan goa

Beberapa dupa dibakar di ruang masuk Goa Selomangleng, beberapa diantaranya di bilik bilik batu pahatan goa. Vinajuli Sahabuddin duduk bersila di petilasan yang konon menjadi tempat duduk Dewi Kilisuci bertapa, menjauhkan diri dari hiruk pikuk dunia, untuk mendoakan rakyat Kerajaan Kahuripan agar mendapat keselamatan. Beberapa spritualis juga duduk bersila, khusuk seperti mengikuti Dewi Kilisuci.

Gelaran Wayangan Ruwatan Semalam Suntuk di Area Goa Selomangleng

Menjelang azan maghrib, rangkaian ritual di Goa Selomangleng selesai. Panitia lokal bersiap menyalakan jenset untuk Ruwatan Nusantara Wayangan Semalam Suntuk dengan Lakon Wahyu Widayat yang dipimpin oleh Dalang Ruwatan Ki Sujiwo Tejo. Di tenda VIP beberapa inisiator Daulat Budaya Nusantara berkumpul, mempersiapkan diri berbuka puasa, tirakat sebelum menggelar Wayang Ruwatan di Goa Selomangleng.

MC membuka Acara
Antusias Masyarakat

Di pojok pojok area Goa Selomangleng, beberapa orang tampak duduk duduk di warung kopi, mereka mengawasi dari jauh Wayangan Ruwatan Nusantara yang digelar Rombongan Daulat Budaya Nusantara. Ada sorot mata penasaran di wajah wajah mereka, pasalnya, baru pertama kali ini di area Goa Selomangleng diadakan sebuah Pagelaran Wayang Ruwatan semalam suntuk. Sekilas, obrolan mereka ada beberapa narasi yang menjadi bahan pembicaraan, yang paling dominan adalah kekuatiran soal dampak Wayang Ruwatan, karena sampai hari ini belum pernah ada Wayangan di Goa Selomangleng.

Sinden

Tepat pukul 19.30 WIB acara dibuka oleh MC, disusul do’a bersama dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Tenda tenda mulai penuh, masyarakat yang sebelumnya duduk duduk di warung kopi mendekat dan mengisi kursi penonton. Paox Iben Mudhaffar naik panggung, di daulat menyampaikan orasi kebudayaan. Menurut Paox, acara Ruwatan Nusantara ini untuk menyelaraskan situasi kondisi kehidupan mulai dari fisik sampai metafisik, manusia sebagai makhluk mikro kosmos hingga makro kosmos. Dari sini masyarakat mendapat pengertian, sebab musabab diselenggarakannya Ruwatan Nusantara di Goa Selomangleng Kediri. Dalam orasinya, Paox Iben Mudhaffar membangun narasi kedalaman, dignity kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia.

Orasi Kebudayaan oleh Paox Iben Mudhaffar

Wayangan Ruwatan dimulai sekitar pukul 21.00 WIB, setelah Paox Iben Mudhaffar diberi kode MC soal linimasa acara, meskipun masyarakat masih asik mendengarkan dengan khidmat orasi kebudayaan yang disampaikan Paox Iben Mudhaffar. MC kemudian mempersilahkan Benny Zakaria untuk menyerahkan wayang Abimanyu sebagai lakon Wahyu Widayat kepada Ki Dalang Sujiwo Tejo yang akan Meruwat Nusantara semalam suntuk hari Selasa 26 September 2023. Dengan mengucap Bismillahirohmanirohim, Ki Dalang Sujiwo Tejo menerima lakon Abimanyu dari Benny Zakaria dan memulai pagelaran wayang ruwatan.

Penyerahan wayang Abimanyu oleh Benny Zakaria

Lakon wahyu widayat menceritakan tentang turunnya Wahyu Widayat sebagai penentu pancer Ratu Tanah Jawa.

Abimanyu paling berhak menerima Wahyu Widayat 

Atas dasar proses masing-masing pada akhirnya dikisahkan bahwa Abimanyu yang paling berhak atas Wahyu Widayat dan didudukkan sebagai Pancer Ratu Tanah Jawa. Melalui pendekatan etimologi kontekstual dalam paradigma mite-ritual diperoleh kesimpulan bahawa lakon Wahyu Widayat merupakan hasil transformasi yang di idealkan masyarakatnya.

Perkembangan wayang telah mengakibatkan adanya perubahan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi jamannya. Namun demikian dalam proses transformasi nya mengalami kontinuitas sekaligus diskontinuitas secara bersamaan. Proses kontinuitas terjadi pada penggunaan konsep-konsep dasar wayang, sedangkan proses diskontinuitas terjadi pada bentuk simbol yang digunakan.

Ki Dalang Sujiwo Tejo

Seperti kaidah dalam pagelaran wayang, lakon Wahyu Widayat mengikuti pakem yang sudah ditentukan Wayang Purwa. Diawali dengan Jejer atau tampilan tokoh-tokoh wayang di atas jagat dan panggung. Di ikuti Kadhatonan, Paseban Jaban, Bodholan, Jejer Sabrangan, Perang Gagal, Goro-goro, Perang Kembang, Perang Brubuh dan Tancep Kayon. Yang kesemuanya memiliki inti simbolisme dari perjuangan hidup manusia di dunia dan akhirat (kahyangan). 

Pakem Wayang Purwa

Wayang Ruwatan dengan Lakon Wahyu Widayat akhirnya selesai pukul 4.30 WIB. Ki Dalang Sujiwo Tejo turun dari panggung disambut masyarakat yang masih antusias menonton semalam suntuk.

Berita Sebelumnya Titik 4: Pulau Alor NTT Titik 4: Pulau Alor Nusa Tenggara Timur
Berita Selanjutnya Paox Iben Mudhaffar Orasi Kebudayaan : Harkat Martabat Manusia
Tulis Komentar Anda

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kunjungi Kami

Kanal Sosial Media DBN
FacebookLike
InstagramFollow
YoutubeSubscribe

Berita Populer

Daulat Budaya Nusantara "Tara Miti Tomi Nuku" Wayang Versi Jawa - Alor Dalang Ki Sujiwo Tejo
Daulat Budaya Nusantara “Tara Miti Tomi Nuku” Wayang Versi Jawa – Alor Dalang Ki Sujiwo Tejo
Diliput oleh Sujiwotejo Channel Sujiwotejo Channel
Brum Brum Knalpot Paduan Suara Mengiringi Nunggang Roso Borobudur To Berlin
20 Mei 2024
Teguh Wali Adat Alor
Teguh Haryono Dikukuhkan Menjadi Wali Adat Kebudayaan Alor
Diliput oleh Suara Banyu UripSuara Banyu Urip
Ruwatan Daulat Budaya Nusantara, Wujudkan Pemilu Damai
Diliput oleh kediritangguh.cokediritangguh.co
Paox Iben Mudhaffar
Orasi Kebudayaan : Harkat Martabat Manusia
29 Agustus 2021

You Might Also Like

SuarTokohUncategorized

Istri Habib Luthfi Wafat, DR. IR. Teguh : Bangsa Indonesia Kehilangan Tokoh Perempuan Peduli Kebudayaan

oleh Djuang Dul Rahman
Borobudur to BerlinFestivalHeritageInspirasiKolaborasiMusikPerformSastraSuarTokoh

Brum Brum Knalpot Paduan Suara Mengiringi Nunggang Roso Borobudur To Berlin

oleh Djuang Dul Rahman
Borobudur to BerlinFestivalHeritageInspirasiKolaborasiPerformSuarTokoh

Nunggang Roso Start Dari Titik Nol Yogyakarta, Teguh Haryono : Mendirektori Peradaban Merepositori Kebudayaan.

oleh Djuang Dul Rahman
FestivalHeritageInspirasiKolaborasiSuarTokoh

Jelang Waisak Biksu Tudong Doakan DBN Ride Borobudur To Berlin, Teguh Haryono : Inilah Potret Toleransi

oleh Djuang Dul Rahman
Daulat Budaya Nusantara

Tentang Kami

Gerakan Daulat Budaya Nusantara memiliki misi berproses merawat keluhuran budi pekerti para leluhur, adat istiadat, tradisi yang dalam waktu bersamaan meruwat manusia (culture) sekaligus alam (nature) agar tercipta harmoni sebagai visi terjauhnya.

Kenal Lebih Dekat

  • Mukadimah
  • Profil Pendiri
  • Narahubung
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi

Kanal Cepat

  • Inspirasi
  • Tokoh
  • Festival
  • Adat
  • Tradisi
  • Sejarah
  • Mitos
  • Musik
  • Sastra
  • Rupa
  • Tari
  • Teater
  • Perform
  • Arsip Berita
  • Arsip Video
  • Borobudur to Berlin
6.1KFollowersLike
10.8KFollowersFollow
59SubscribersSubscribe

© Daulat Budaya Nusantara 2024. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Sign in to your account

Lupa password?